Suara Karya

Makanan-Transportasi Sumbang Deflasi Mei 2024 di Jakarta

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Arlyana Abubakar. (Suarakarya.co.id/Boy)

JAKARTA (Suara Karya): Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta mengalami deflasi sebesar 0,10% (mtm) pada Mei 2024, membaik dibanding bulan sebelumnya yang mencatat inflasi sebesar 0,26% (mtm). Deflasi terutama bersumber dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok transportasi.

Di sisi lain, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya serta kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran menjadi penyumbang inflasi pada Mei 2024. Secara tahunan, Jakarta mengalami inflasi sebesar 2,08% (yoy), masih terkendali dalam sasaran 2,5±1%, dan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya (2,11%, yoy). Inflasi tersebut juga lebih rendah dari inflasi Nasional (2,84%, yoy).

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi sebesar 1,02% (mtm), lebih besar dibandingkan deflasi di bulan sebelumnya sebesar 0,15% (mtm). Deflasi pada kelompok makanan terutama disebabkan oleh menurunnya harga pada komoditas beras, daging ayam ras, udang basah dan pepaya.

Deflasi pada komoditas beras sejalan dengan berlangsungnya panen raya di beberapa wilayah sentra sehingga mendorong peningkatan pasokan. Adapun penurunan harga daging ayam ras juga didukung oleh jumlah pasokan yang relatif terjaga disertai dengan harga pakan yang mulai mengalami penurunan seiring dengan berlangsungnya masa panen jagung di beberapa daerah penghasil.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta Arlyana Abubakar menyatakan, meskipun kelompok makanan mengalami deflasi, namun masih terdapat beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga, yaitu bawang putih, telur ayam ras, dan gula pasir. Selanjutnya, kelompok transportasi pada Mei 2024 juga mengalami deflasi sebesar 0,25% (mtm), sementara di bulan lalu mencatat inflasi 0,77% (mtm). Deflasi pada kelompok transportasi terutama disebabkan oleh menurunnya tarif angkutan antarkota seiring dengan berlalunya momen libur dan mudik HBKN Idulfitri.

Di sisi lain, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami inflasi sebesar 1,09% (mtm), yang didorong oleh meningkatnya harga pada komoditas emas perhiasan sejalan dengan meningkatnya harga emas global. Adapun kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran pada Mei 2024 juga mencatat inflasi 0,44% (mtm), lebih tinggi dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya (0,41%; mtm), yang terutama didorong oleh meningkatnya inflasi pada komoditas kue kering berminyak.

“Realisasi inflasi DKI Jakarta yang masih terkendali tidak terlepas dari sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta yang semakin kuat,” kata Arlyana melalui keterangan tertulisnya, Senin (3/6/2024).

Menurutnya, selama Mei 2024 TPID Provinsi DKI Jakarta telah melakukan berbagai kegiatan dalam rangka pengendalian inflasi, antara lain: (1) Gerakan Pangan Murah (GPM), Operasi Pasar Murah, dan Program Sembako Murah, dengan tambahan komoditas bawang merah dalam rangka stabilisasi harga; (2) Sosialisasi prosedur pemasukan hewan kurban untuk pengendalian pasokan jelang HBKN Idul Adha; (3) Penjajakan Kerjasama Antar Daerah (KAD) di beberapa daerah dalam rangka menjaga ketersediaan pasokan; serta (4) Rapat Koordinasi TPID mingguan dalam rangka pemantauan stok dan harga.

Ke depan, sinergi TPID DKI Jakarta akan terus diperkuat untuk memastikan strategi 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif) dapat berjalan baik dan efektif, utamanya melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Dengan berbagai upaya sinergi dan kolaborasi tersebut, inflasi Jakarta diharapkan dapat tetap terkendali dalam sasarannya, yaitu 2,5±1% pada tahun 2024. (Boy)

 

 

Related posts