JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Pertanian RI menggalakkan Program Perluasan Areal Tanam [PAT] dan Pompanisasi untuk mengatasi kekeringan lahan dan meningkatkan produksi tanaman pangan di seluruh Indonesia.
Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] khususnya Polbangtan Bogor turut menyukseskan program tersebut, dengan menjadi ´perpanjangan tangan´ melalui monitoring bantuan pompa air pada Poktan Rahayu di Desa Rabak dan Poktan Bina Warga Babakan di Desa Gobang, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, belum lama ini.
Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman dalam berbagai kesempatan mengatakan, Program PAT saat ini menggalakan salah satunya program pompanisasi. Tujuannya, menyediakan air hingga ke lahan sehingga dapat mewujudkan perluasan areal tanam.
“Kami mendorong sepenuhnya pompanisasi untuk peningkatan produksi dan perluasan areal tanam,” katanya.
Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Idha Widi Arsanti bahwa Program PAT menjadi solusi cepat dalam mitigasi kekeringan akibat dampak El Nino.
Direktur Polbangtan Bogor, Yoyon Haryanto mengatakan, dengan luasan lahan kurang lebih empat hektare, Poktan Rahayu mendapat bantuan satu unit pompa dari Kementan.
“Pengawalan program PAT kali ini didampingi penyuluh dari dinas pertanian setempat, Yulianto,” katanya.
Bahrudin, Ketua Poktan Rahayu mengatakan bahwa pompa diterima dalam keadaan baik pada Mei 2024 dan siap pakai. Sejauh ini belum mengalami kendala, diakuinya pompa dua liter bisa beroperasi selama empat jam dengan bahan bakar bensin.
Bahrudin menjelaskan bahwa air yang digunakan bersumber dari Sungai Citemupuhan, jarak antara pompa dan sumber air sekitar lima meter.
“Petani membutuhkan irform untuk lahan lain yang saat ini sama sekali tidak ada saluran irigasi, dan berkomitmen untuk mengganti tanaman jeruk limau menjadi padi, jika irfom diberikan,” katanya.
Sebelum ada pompa, ungkap Badrudin, petani menggunakan saluran irigasi yang tercemar limbah ternak ayam, sehingga tanaman padi tidak berkembang dengan baik, yang mengakibatkan petani enggan menanam padi.
Menurutnya, masih banyak petani yang enggan mengeluarkan uang untuk membeli bahan bakar, sehingga perlu dilakukan edukasi agar bersedia merawat dan menggunakan pompa dengan maksimal.
“Perlu edukasi kepada petani untuk pengelolaan alsintan dengan baik, agar pemakaian pompa dapat dimanfaatkan dalam jangka panjang,” kata Badrudin. (Boy)