Suara Karya

BI: Tambahan Libur Lebaran Bisa Kerek Konsumsi Kuartal II

Jakarta – Bank Indonesia (BI) optimis penambahan libur lebaran bisa meningkatkan pertumbuhan konsumsi kuartal kedua tahun ini. Bahkan, BI memprediksi pertumbuhan konsumsi kuartal kedua bakal lebih kencang dibandingkan tahun lalu, yaitu sebesar 4,95 persen.

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan tambahan cuti yang panjang merupakan peluang bagi masyarakat untuk memperbesar belanja barang. Sehingga, dunia usaha tidak perlu khawatir bahwa libur panjang akan mengganggu produktivitas.

Justru, libur panjang bisa membuka peluang bagi produsen untuk memperbanyak produksi dan persediaan barang selama momentum tersebut.

“Yang penting adalah itu dibaca bahwa spending (belanja) saat lebaran masih akan meningkat. Bagi produsen, tentunya itu menjadi peluang meningkatkan produksi,” jelas Dody, Kamis malam (19/4).

BI sendiri yakin bahwa pertumbuhan konsumsi sepanjang 2018 bisa lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 4,95 persen. Sehingga, ini bisa membawa pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun nanti di angka 5,1 persen hingga 5,5 persen.

Sementara itu, konsumsi masyarakat meningkat tentu harus disertai dengan pasokan uang kartal yang memadai. Ada kemungkinan BI akan menambah pasokan uang tunai di masa-masa itu.

Data BI menunjukkan bahwa uang beredar M2 atau uang kartal, giral, dan uang kuasi per Februari ada di angka Rp5.351,2 triliun. Sementara, di masa-masa lebaran tahun lalu, BI menyiapkan pasokan uang tunai sebanyak Rp167 triliun.

“Tentunya, ini akan dari sisi tambahan uang kartal yang akan digunakan untuk konsumsi meningkat,” imbuh dia.

Sebelumnya, pemerintah menetapkan tambahan tiga hari cuti bersama, yakni 11, 20, dan 21 Juni, baik bagi pegawai swasta maupun Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan asumsi hari raya idul fitri jatuh pada 15 dan 16 juni. Keputusan ini diambil untuk mengurai kemacetan lalu lintas yang terjadi di masa arus balik dan arus mudik.

Related posts