JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Perindustrian aktif melaksanakan berbagai program untuk menumbuhkan wirausaha industri baru, dengan salah satu langkah strategis adalah mendorong pembentukan koperasi di lingkungan pondok pesantren.
“Kami terus mendukung peran koperasi menjadi kekuatan baru yang bisa mengakselerasi peningkatan daya saing industri dalam negeri terutama sektor industri kecil dan menengah (IKM),” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Minggu (10/6).
Hal tersebut juga sempat disampaikan Menperin ketika berkunjung di kediaman KH Maimoen Zubair di Pondok Pesantren Al-Anwar, Desa Karangmangu, Kecamatan Sarang, Rembang, Jawa Tengah, Senin (4/6).
Kesempatan ini dalam rangkaian agenda kunjungan kerjanya di Jawa Tengah, yang sebelumnya bersama rombongan mengunjungi pabrik elektronik PT Hartono Istana Teknologi (Polytron) di Kudus.
Menurut Airlangga, koperasi dinilai mampu menghimpun dan melibatkan banyak masyarakat dalam menumbuhkan aktivitas wirausaha sehingga dapat mendorong pemerataan ekonomi di Indonesia.
“Apalagi, kita punya potensi dari jumlah pondok pesantren yang sangat banyak dan tersebar di seluruh daerah,” tuturnya.
Airlangga menyebutkan, program koperasi di pondok pesantren sejatinya telah digalakkan sejak lama. Bahkan telah populer ketika di era ayahnya Hartarto Sastrosoenarto yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian pada 1983-1993 atau zaman Orde Baru.
“Namun program tersebut sempat vakum hingga kini. Almarhum ayah saya, dahulu telah mendorong koperasi di pesantren. Saat ini, mari kita hidupkan kembali, sehingga para santri bisa mulia bekerja sendiri dan dapat mempekerjakan masyarakat sekitar,” jelasnya.
Menperin meyakini, pelaksanaan program koperasi di setiap pondok pesantren, mampu menciptakan ekosistem perekonomian di Tanah Air. Selain itu, para santri bisa mencukupi kebutuhannya dengan penghasilan tambahan dari usaha di pondok pesantren.
“Pemerintah sangat mendukung kegiatan wirausaha di pondok pesantren. Bahkan, Presiden Joko Widodo juga mendorong segala kegiatan positif yang dilakukan di pondok pesantren, harus dibantu oleh Pemerintah,” paparnya.
Dalam hal ini, Kemenperin menginisasi program yang dinamakan Santripreneur. “Kami punya dua model, yakni Santri Berindustri dan Santri Berkreasi,” ungkap Airlangga.
Santri Berindustri merupakan upaya pengembangan unit industri yang telah dimiliki oleh pondok pesantren maupun penumbuhan unit industri baru yang potensial.
Model Santri Berkreasi merupakan program kegiatan pelatihan dan pendampingan dalam pengembangan potensi kreatif para santri maupun alumni yang terpilih dari beberapa pondok peantren untuk menjadi seorang profesional di bidang seni visual, animasi dan multimedia sesuai standar industri saat ini.
“Kami juga memberikan bantuan peralatan dan mesin sesuai kebutuhan pondok pesantren, seperti untuk membuat roti, air minum dalam kemasan, dan pengolahan sampah,” sebutnya.
Menperin berharap, program tersebut dapat terlaksana secara luas di seluruh Indonesia, terlebih di wilayah Jawa Tengah yang memiliki jumlah pondok pesantren yang cukup banyak.
Mbah Moen, sapaan KH Maimoen Zubair, mengaku amat senang dengan kunjungan Menperin Airlangga dan rombongan ke pondok pesantrennya.
“Saya sangat bergembira atas kunjungannya ke pondok ini. Pondok ini selalu memadukan unsur agama dan kebangsaan. Kami berharap, dari kunjungan ini, para santri saya bisa menjadi penerus negeri ini di masa mendatang,” ujarnya.
Menurut Mbah Moen, Pondok Pesantren Al-Anwar berdiri sejak tahun 1969 dan hingga saat ini jumlah santrinya lebih dari 9.000 orang.
“Kami tidak hanya punya pondok salafiyah, tetapi juga ada perguruan tinggi yang terletak di Al-Anwar 3 dan berencana untuk mendirikan Al-Anwar 4,* ungkapnya. (Bayu)